Laman

Rabu, 11 Mei 2011

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM KARDIOVASKULER

Oleh : Rian Primadi Sukoco
Mahasiswa STIKES TRI MANDIRI SAKTI
Bengkulu


2.1 Anatomi sistem kardiovaskuler
                Sistem Kardiovaskuler terdiri dari darah,jantung dan pembuluh darah. Jantung terletak di dalam mediastinum di rongga dada. 2/3 nya terletak di bagian kiri, 1/3 nya terletak di bagian kanan dari garis tengah tubuh. Proyeksi jantung kanan secara visual pada permukaan anterior adalah dibawah sternum dan tulang iga. Pada bagian permukaan inferior ( Apeks dan batas kanan jantung) diatas diafragma.
                Batas jantung kanan (yang meluas kebagian inferior dan basal) bertemu dengan paru kanan. Batas jantung kiri (yang meluas dari basal ke apeks) bertemu dengan paru kiri. Batas superior jantung kanan terletak di intercostae ke-3 kira-kira 3 cm ke kanan dari garis tengah. Garis yang menghubungkan kedua titik ini berkoresponden dengan basal jantung. Batas inferior jantung kiri terletak di apeks di intercostae ke-5 kira-kira 9 cm ke kiri dari garis tengah. Batas inferior jantung kanan terletak pada intercostae ke-6kira- kira 3 cm ke kanan dari garis tengah. Garis yang menghubungkan garis inferior kanan dan kiri berkoresponden terhadap inferior surface jantungdan garis yang menghubungkan inferior dan superior kanan berkoresponden ke border jantung kanan.
               

Berat jantung orang dewasa laki-laki 300-350gr, berat jantung orang dewasa wanita 250-350 gr. Panjang jantung 12 cm, lebar 9 cm dan tebal 6 cm atau 4 gr/kg BB dari berat badan ideal.
2.1.1 Struktur dan fungsi jantung



a. Struktur Pericardium dan Lapisan Jantung       
                Pericardium adalah memberan yang mengelilingi dan melapisi jantung.dan memberan ini membatasi jantung pada posisi didalam mediastinum.Pericardium terdiri dari dua bagian yaitu fibrous pericardium dan serous pericardium.Febrous pericardium superficial adalah lapisan keras,tidak elastik dan merupakan jaringan tebal yang tidak beraturan.
                Fungsi dari fibrous pericardium adalah mencegah peregangan berlebihan dari jantung,melindungi dan menempatkan jantung dalam mediastinum.
                Serous pericardium adalah lapisan dalam yang tipis,memberan yang halus yang terdiri dari dua lapisan. Lapisan parietal adalah lapisan paling luar dari serous pericardium yang menyatu dengan perikardium fibrosa. Bagian dalam adalah lapisan visceral yang di sebut juga epicardium,yang menempel pada permukaan jantung ,antara lapisan parietal dan visceral terdapat cairan yang di sebut cairan perikadial. Cairan perikardial adalah cairan yang dihasilkan oleh sell pericardial untuk mencegah pergesekan antara memberan saat jantung berkontraksi.
     Dinding jantung terdiri dari 3 lapisan yaitu :
1. Epikardium ( lapisan terluar )
2. Myocardium ( lapisan tengah )
3. Endocardium ( lapisan terdalam )
Lapisan perikardium dapat disebut juga lapisan visceral,dari serous perikardium.lapisan luar yang transparan dari dinding jantung terdiri dari mesothelium yang bertekstur licin pada permukaan jantung.
Myocardium adalah jaringan otot jantung yang paling tebal dari jantung dan berfungsi sebagai pompa jantung dan bersifat involunter. Endocardium adalah lapisan tipis dari endotelium yang melapisi lapisan tipis jaringan penghubung yang memberikan suatu batas yang licin bagi ruang-ruang jantung dan menutupi katup-katup jantung .Endocardium bersambung dengan endothelial yang melapisi pembuluh besar jantung.

b. struktur bagian dalam dan luar ruang-ruang  jantung
                Jantung terdiri dari empat ruang,dua atrium dan dua ventrikel pada bagian anterior.Setiap atrium terdapat auricle,setiap aurikel meningkatkan kapasitas ruang atrium sehingga atrium menerima volume darah yang lebih besar.
                Pada permukaan jantung terdapat lekuk yang saling berhubungan disebut sulkus yang mengandung pembuluh darah koroner dan sejumlah lemak. Masing-masing sulkus memberi tanda batas eksternal antar dua ruang jantung. Sulkus koroner bagian dalam mengelilingi sebagian jantung dan memberi tanda batas antara atrium superior dan ventrikel inferior.
Sulkus interventrikuler anterior adalah lekukan dangkal pada permukaan depan jantung yang memberi tanda batas antara ventrikel kanan dan kiri,sulkus ini berlanjut mengelilingi permukaan posterior jantung yang disebut sulkus interventrikuler posterior dimana memberi tanda batas antar ventrikel di bagian belakang jantung.

v  Atrium kanan
Atrium kanan berdinding tipis, berfungsi sebagai tempat penyimpanan darah, dan sebagai penyalur darah dari vena-vena sirkulasi sistemik yang mengalir ke ventrikel kanan. Atrium kanan menerima darah dari cava superior,cava inferior dan sinus koronarius.Pada bagian antero superior atrium kanan terdapat lekukan ruang yang berbentuk daun telinga yang disebut aurikel, pada bagian posterior dan septal licin dan rata tetapi daerah lateral dan aurikel permukaannya kasar serta tersusun dari serabut-serabut otot yang berjalan pararel yang disebut pactinatus. Tebal dinding antrium kanan 2 cm.

v  Ventrikel kanan
Ventrikel kanan membentuk hampir sebagian besar permukaan depan jantung.Bagian dalam dari ventrikel kanan terdiri dari tonjolan-tonjolan yang terbentuk dari ikatan jaringan serabut otot jantung yang disebut trabeculae carneae.
Beberapa trabeculae carneae merupakan bagian yang membawa sistem konduksi dari jantung. Daun katup trikuspid dihubungkan dengan tali seperti tendon yang disebut dengan chorda tendinea yang disambungkan dengan trabekula yang berbentuk kerucut yang disebut papillary muscle. Ventrikel kanan berbentuk bulan sabit yang unik, guna menghasilkan kontraksi bertekanan rendah yang cukup untuk mengalirkan darah ke dalam arteria pulmonalis.
Ventrikel kanan dipisahkan dengan ventrikel kiri oleh interventrikuler septum. Darah dari ventrikel kanan melalui katup semilunar pulmonal ke pembuluh darah arteri besar yang disebut pulmonary truk yang dibagi menjadi arteri pulmonal kanan dan kiri.
Beban kerja ventrikel kanan jauh lebih ringan daripada ventrikel kiri. Akibatnya, tebal dinding ventrikel kanan hanya sepertiga dari tebal dinding ventrikel kiri.

v  Atrium kiri
Atrium kiri membentuk sebagian besar dasar jantung.Atrium kiri menerima darah dari paru-paru melalui empat vena pulmonal. Seperti pada atrium kanan bagian dalam atrium kiri mempunyai dinding posterior yang lunak.
Antara atrium kiri dan vena pulmonalis tidak terdapat katup sejati. Oleh karena itu, perubahan tekanan atrium kiri mudah membalik secara retrograd ke dalam pembuluh paru-paru. Peningkatan akut tekanan atrium kiri akan menyebabkan bendungan paru. Atrium kiri memiliki dinding yang tipis dan bertekanan rendah. Darah mengalir dari atrium kiri ke dalam ventrikel kiri melalui katup mitralis (bikuspid) yang mempunyai dua daun katup.

v  Ventrikel kiri
Ventrikel kiri harus menghasilkan tekanan yang cukup tinggi untuk mengatasi tahanan sirkulasi sistemik, dan mempertahankan aliran darah ke jaringan perifer. Ventrikel kiri mempunyai otot-otot yang tebal dengan bentuk yang menyerupai lingkaran sehingga mempermudah pembentukan tekanan tinggi selama ventrikel berkontraksi. Bahkan sekat pembatas kedua ventrikel (septum interventrikularis) juga membantu memperkuat tekanan yang ditimbulkan oleh seluruh ruang ventrikel selama kontraksi.
Ventrikel kiri membentuk apex dari jantung seperti pada ventrikel kanan mengandung trabecula carneae dan mempunyai chorda tendinea yang dimana mengikat daun katup bikuspid ke papillary muscle.
Darah dibawa dari ventrikel kiri melalui katup semilunar aorta ke arteri yang paling besar keseluruh tubuh yang disebut aorta asending.Dari sini sebagian darah mengalir ke arteri coronary,dimana merupakan cabang dari aorta asending dan membawa darah kedinding jantung,sebagian darah masuk ke arkus aorta dan aorta desending.Cabang dari arkus aorta dan aorta desending membawa darah keseluruh tubuh.
Tekanan normal di ruang-ruang jantung:
·         Atrium kanan -0-5 mmHg. - Atrium Kiri 3-12 mmHg
·         Ventrikel kanan (S 15-25) ( D <5 ) -Ventrikel Kiri ( S 120 ) ( D 10 )
·         Arteri Pulmonal ( S 15-25 ) ( D 3-12 ) -Aorta ( S 120 ) ( D 70 )

c. Struktur katup-katup jantung
Membuka dan menutupnya katup jantung terjadi karena perubahan tekanan pada saat jantung kontraksi dan relaksasi.Setiap katup jantung membantu aliran darah satu arah dengan cara membuka dan menutup katup untuk mencegah aliran balik.

Katup Atrioventrikularis
Disebut katup atrioventrikuler karena letaknya di antara atrium dan ventrikel.
Katup atrioventrikuler terdiri dari dua katup yaitu biskupid dan trikuspid,dan ketika katup atrioventrikuler terbuka daun katup terdorong ke ventrikel.Darah bergerak dari atrium ke ventrikel melalui katup atrioventrikuler yang terbuka ketika tekanan ventrikel lebih rendah dibanding tekanan atrium.Pada saat ini papillary muscle dalam ke adaan relaksasi dan corda tendinea kendor.
Pada saat ventrikel kontraksi,tekanan darah membuat daun katup keatas sampai tepi daun katup bertemu dan menutup kembali. Pada saat bersamaan muskuler papilaris berkontraksi dimana menarik dan mengencangkan chorda tendinea hal ini mencegah daun katup terdorong ke arah atrium akibat tekanan ventrikel yang tinggi. Jika daun katup dan chorda tendinea mengalami kerusakan maka terjadi kebocoran darah atau aliran balik ke atrium ketika terjadi kontraksi ventrikel.

v  Katup Semilunaris
Terdiri dari katup pulmonal dan katup aorta. Katup pulmonal terletak pada arteri pulmonalis memisahkan pembuluh ini dari ventrikel kanan. Katup aorta terletak antara aorta dan ventrikel kiri. Kedua katup semilunar terdiri dari tiga daun katup yang berbentuk sama yang simetris disertai penonjolan menyerupai corong yang dikaitkan dengan sebuah cincin serabut. Adanya katup semilunar memungkinkan darah mengalir dari masing-masing ventrikel ke arteri pulmonal atau aorta selama sistol ventrikel dan mencegah aliran balik waktu diastolik ventrikel .Pembukaan katup terjadi pada waktu masing-masing ventrikel berkontraksi,dimana tekanan ventrikel lebih tinggi dari pada tekanan di dalam pembuluh-pembuluh.

2.1.2 Sistem konduksi
                Anulus fibrosus diantara atrium dan ventrikel memisahkan ruangan-ruangan ini secara anatomis maupun elektris. Untuk memastikan rangsangan ritmik dan sinkron, serta kontraksi otot jantung, terdapat jalur konduksi khusus dalam miokardium. Jaringan konduksi ini memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
1.       Otomatisasi : kemampuan untuk menimbulkan impuls secara spontan.
2.       RitmisasiI: pembangkitan impuls yang teratur
3.       Konduktivitas: kemampuan menghantarkan impuls
4.       Daya rangsang: kemampuan berespon terhadap stimulasi
Jantung memiliki sifat-sifat ini sehingga mampu menghasilkan impuls secara spontan dan ritmis yangt disalurkan melalui sistem konduksi untuk merangsang miokardium dan menstimulasi kontraksi otot.



Jalur konduksi normal jantung

Impuls berasal dari SA node
Sistem penghantar khusus atrium
AV node

Cabang his

Purkinje

Mengaktifkan dan merangsang sel miokardial


2.1.3 Sirkulasi sistemik
                Sirkulasi sistemik menyuplai darah ke semua jaringan tubuh dengan pengecualian pada paru. Sebanyak 84% volume darah total terdapat dalam sirkulasi sistemik. Sebanyak 16% volume darah yang tersisa terdapat dalam jantung dan paru. Sirkulasi sistemik dapat dibagi menjadi lima kategori berdasarkan anatomi dan fungsinya:
1.       Arteria
Dinding aorta dan arteria besar mengndung banyak jaringn elastis dan sebagian otot polos. Ventrikel kiri memompa darah masuk ke dalam aorta dengan tekanan tinggi. Dorongn darah secara mendadak ini meregang dinding arteria yang elastis tersebut; pada saat ventrikel beristirahat maka dinding yang elastis tersebut kembali pada keadaan semula dan memompa darah kedepan, keseluruh sistem sirkulasi. Di daerah perifer, cabang-cabang sistem arteria berproliferasi dan terbagi lagi menjadi pembuluh drah kecil.
        Jaringan arterial ini terisi sekitar 15% volume total darah. Oleh karena itu sistem arteria ini dianggap merupakan sirkuit bervolume rendah tetapi bertekanan tinggi. Cabang-cabang arterial disebut sirkuit resistensi karena memiliki sifat khas volume-tekanan ini.
2.       Arteriola
Dinding pembuluh darah arteriola terutama terdiri dari otot polos dangan sedikit selaput elastis. Dinding arteriola ini sangat peka dan dapat berdilatasi atau berkontraksi. Bila berkontraksi, arteriola merupakan tempat resistensi utama aliran darah dalam cabang arterial. Saat berdilatasi penuh, arteriola hampir tidak memberikan resistensi terhadap aliran darah.
3.       Kapiler
Pembuluh kapiler memiliki dinding tipis yang terdiri dari satu lapis sel endotel. Nutrisi dan metabolit  berdifusi dari daerah berkonsentrasi tinggi menuju daerah berkonstriksi rendah melalui membran yang tipis dan semipermeabel ini. dengan demikian oksigen dan nutrisi akan meninggalkan pembuluh darah dan masuk ke dalam ruang interstitial dan sel. Karbondioksida dan metabolit berdifusi ke arah yang berlawanan. Pergerakan cairan antara pembuluh darah dan ruangan interstitial bergantung pada keseimbangan relatif antara tekanan hidrostatik dan osmotik jaringan kalpiler.
4.       Venula
Venula berfungsi sebagai saluran pengumpul dan terdiri dari sel-sel endotel dan jaringan fibrosa.
5.       Vena
Vena adalah saluran yang berdinding relatif tipis dan berfungsi menyalurkan darah dari jaringan kapiler melalui sistem vena, masuk ke atrium kanan. Vena merupakan pembuluh pada sirkulasi sistemik yang paling dapat meregang; pembuluh ini dapat menampung darah dalam jumlah banyak dengan tekanan yang relatif rendah.sifat aliran ini yang menyebabkan sistem vena disebut sistem kapasitas.
Semua aliran darah vena mengalor ke dalam atrium. Tekanan dalam atrium kanan lazim disebut sebagai tekanan vena sentrali (central venous pressure, CVP) atau tekanan atrium kanan (right atrial pressure, RAP).

2.1.4 Sirkulasi Koroner
                Efisiensi jantung sebagai pompa bergantung pada nutrisi dan oksigenasi otot jantung melalui sirkulasi koroner. Sirkulasi koroner meliputi seluruh permukaan epikardium jantung, membawa oksigen dan nutrisi ke miokardium melalui cabang-cabang intramiokardial yang kecil-kecil.

Distribusi Arteria Koronaria
                Arteria koronaria adalah percabangan pertama sirkulasi sistemik. Muara arteria koronaria ini terdapat di balik daun katup aorta kanan dan kiri di dalam sinus valsalva. Sirkulasi koroner  terdiri dari: arteria koronaria kanan dan kiri.


Sirkulasi Koroner

 






Rounded Rectangle: Arteria sirkumfleksa kiriRounded Rectangle: Arteria desendens anterior kiriMendarahi










Rounded Rectangle: Ventrikel kanan
Rounded Rectangle: Atrium kanan








                                                                Mendarahi                                                          Mendarahi





Rounded Rectangle: Dinding anterior ventrikel kiri
Rounded Rectangle: Dinding lateral ventrikel kiri







                Pada 85% populasi, arteria koronaria kanan mempercabngkan cabang arteria desenden posterior dan ventrikular kanan posterior. Pembuluh darah ini mendarahi dinding posterior dan inferior ventrikel kiri, secara berurutan. Sistem ini disebut “Sistem dominan kanan”.
                Dari 15% populasi sisa, separuhnya memiliki “sistem dominan kiri” atau “dominan campuran”. Pada orang yang memilki sistem dominan kiri, arteri sirkumfleksia kiri mempercabangkan arteria desendens posterior dan ventrikular kiri posterior. Pada sistem dominan campuran, arteri koronaria kanan mempercabangkan  arteria desendens posterior, dan arteri sirkumfleksa kiri mempercabngkan ventrikular kiri posterior.
Belum Lengkap

2.2 Fisiologi sistem kardiovaskuler
2.2.1 Siklus jantung
                Setiap siklus jantung terdiri dari urutan peristiwa listrik dan mekanik yang saling terkait. Gelombang rangsangan listrik tersebar dari nodus SA melalui sistem konduksi menuju mikardium untuk merangsang kontraksi otot. Rangsangan listrik ini disebut sebagai “depolarisasi”, dan diikuti pemulihan listrik kembali yang disebut “repolarisai”. Respon mekaniknya adlah sistolik (kontraksi otot) dan diastolik (relaksasi otot). Sistolik merupakan sepertiga dari siklus jantung.
                Aktifitas listrik sel dicatat secara grafik melalui elektroda intrasel memperlihatkan bentuk yang khas, yang disebut “potensial aksi”. Aktivitas listrik dari semua sel miokardium secara keseluruhan dpat dilihat dalam suatu “elektrokardiogram”.

  • Elektrofisiologi
                Aktivitas listrik jantung terjadi akibat aliran ion-ion natrium, kalium, dan kalsium (Na+, K+, dan Ca++) melewati membran sel jantung. Seperti semua sel dalam tubuh, Na+ dan Ca++ terutama merupakan ion ekstrasel, dan K+ terutama merupakan ion intrasel. Perpindahan ion-ion ini melalui membran sel  jantung dikendalikan oleh berbagai hal termasuk difusi pasif, sawar yang bergantung pada waktu dan voltase, serta pompa Na+, K+-ATPase.



  • Potensial Aksi
                Hasil perpindahan ion antar membran merupakan suatu perbedaan listrik melewati membran sel yang dpat digambarkan secara grafik sebagai suatu potensial aksi. Potensial aksi yang menggambarkan muatan listrik bagian dalam sel dalam hubungannya dengan muatan listrik bagian luar sel , disebut “potensil transmembran”. Dua tipe utama potensial aksi merupakan potensial aksi respon cepat dan respons lambat.
a)      Potensial aksi respons cepat
Potensial aksi ini terdapat dalam sel-sel otot ventrikel dan atrium, demikian juga dengan serabut purkinje. Potensial transmembran dlam sel ini saat istirahat adlah -90Mv- potensial transmembran saat istirahat (biasanya disebut RP pada gambar).
Beberapa faktor yang mempertahankan potensial transmembran saat istirahat yang negatif:
1)    Permeabilitas selektif membran sel terhadap K+ dibandingkan dengan ion Na+. Kalium dapat bergerak secara bebas bila terdapat perbedaan konsentrasi dengan bagian luar sel, tetapi kerana permeabilitas sel membran, hanya sejumlah kecil Na+ yang dapat masuk ke dalam sel.
2)    Potensial aksi transmembran yang negatif adalah pompa Na+, K+-ATPase. Pompa ini secara kontinyu memompa Na+ berpindah ke luar sel dan K+ berpindah ke dalam sel dengan rasio 3:2 apabila terdapat perbedaan konsentrasi.
b)      Potensial aksi respon lambat
Nodus SA maupun AV memperlihatkan potensial aksi respons lambat. Sel-sel nodus ini memilki lebih sedikit saluran K+ dan lebig bocor terhadap Na+. Oleh karena itu potensial transmembran saat istirhat tidak begitu negatif (-60mV), yang diperlihatkan sebagai RP dalam gambar. Pada potensial transmembran ini, saluran Na+ cepat yang bergantung-voltase tetap tidak teraktivasi. Selain keadaan ini, saluran lain dalam membran sel secara herediter mengalami kebocoran terhadap Na+, menyebabkan sejumlah besar Na+ yang bocor ke dalam sel. Potensial membran akhirnya mencapai -40mV, yang merupakan potensial ambang dalam respons lambat dan terlihat sebagi TP dalam gambar. Saluran Ca++ respons lambat yang bergantung voltase menjadi terkativasi, dan influks Ca++ menyebabkan terjadinya depolarisasi sel.

  • Sel Pacemaker
                Serabut sistem hantaran khusus jantung (nodus SA, nodus AV, dan serabut Purkinjie) memiliki ciri khas automatisai, yang berarti bahwa serabut ini dapat mengeksitasi diri sendiri, atau menghasilkan potensial secara spontan. Nodus SA adalah pacemaker dominan pada jantung, karena mampu mengeksitasi diri sendiri dengan laju yang lebih cepat daripada nodus AV atau serabut Purkinjie. Namun demikian, apabila nodus SA mengalami cedera, nodus AV dan serabut Purkinjie kemudian dpat mengambil alih peran pacemaker tetapi dengan laju yang lebih perlahan (40 hingga 60 denyut/menit pada nodus SA dan 15 hingga 40 denyut/menit pada nodus AV dan srabut Purkinjie).

  •  Ultrastruktur Otot
Sarkomer yang merupakan unit kontraktil dasar miokardium tersusun oleh dua miofilamen yang saling tumpang tindih : Filamen tebal miosin & filamen tipis aktin. Filamen miosin memiliki jembatan penghubung. Filamen aktin tersusun atas tiga komponen protein: aktin, tropomiosin, dan troponin. Kontraksi otot terjadi bila tempat aktif pada filamen aktin berikatan dengan jembatan penghubung miosin, menyebabkan filamen aktin tertarik ke pusat filamen miosin, pemendekan sarkomer.
Kalsium berperan penting dalam ikatan aktin-miosin. Bila tidak terdapat kalsium, tropomiosin dan troponin, ikatan aktin-miosin tidak terjadi. Hal ini menghasilkan relaksasi otot jantung.
Pentingnya kalsium bagi eksitasi dan kontraksi listrik sel jantung yang menyertai disebut sebagai “gabungan eksitasi-kontraksi”. Secara klinis, mekanisme ini penting untuk memahami konsekuensi berbagai terapi medis yang mengubah konsentrasi kalsium intrasel. Misalnya, ini menjelaskan alasan pemberian penyekat saluran kalsium untuk pengendalian denyut jantung dapat menyebabkan memburuknya gagal jantung kongestif. Sebalinya, pemberian kotekolamin secara intravena dapat memperkuat denyut jantung maupun penyebab kontraksi miokardium.
  •   Fase siklus jantung
Secara klinis, sistolik dapat dijelaskan sebagai suatu periode antara suara jantung S1 dan S2, dan diastolik dijelaskan sebagai suatu periode S2 dan S1.  S1 S2 di hasilkan oleh penutupan yang secara berurutan katup AV dan semilunaris.faktor penting yang harus di ingat adalah bahwa katup jantung membuka dan menutup secara fasif akibat perbedaan tekanan. Urutan peristiwa mekanis selam siklus jantung terjadi secara bersamaan pada sisi kanan dan kiri jantung.
Pada awal diastolik darah mengalir cepat dari atrium,melewati katpu mitral,dan ke dalam ventrikel. Dengan mulai seimbangnya tekanan aantara atrium dan ventrikel,darah mengalir dari ventrikel melambat. Hal ini disebut diatasis. Kontraksi atrium kemudian terjadi, berperan dalam bertambahnya sebanyak 20-30% pengisian atrium. Kemudian terjadi kontraksi ventrikel, dan karena tekanan ventrikel  lebih besar di bandingkan dengan yang terdapat dalam atrium, maka katup mitra menutup (S1). Hal ini ,memulai terjadinya sistolik dan kontraksi isovolomik.
Dengan berlanjutnya kontraksi ventrikel, tekanan dalam ventrikel kiri meningkat hingga melebihi tekanan dalam aorta. Perbedaan tekanan , mendorong katup aorta memebuka dan darah tercurah keluar ventrikel. Hal ini disebut sebagai periode pemompaan ventrikel. Ventrikel kemudian mengalami relaksasi. Relaksasi ventrikel menyebabakan tekanan dalam ventrikel menurun di bawah tekanan dalam aorta dan katup aorta menutup (S2) menyebabkan awitan diastlik.
Dengan menutupnya katup aorta maupun mitral, volume darah dalam ventrikel kiri tetap konstan. Tekanan dalam ventrikel kiri menurun karena ventrikel mulai berrelaksasi. Periode ini disebut periode isovolomik. Sementara tekanan ventrikel menurun, terbentu tekanan ventrikel akibat aliran balik vena melawan katup mitral yang tertutup. Perbedaan tekanan ini menyebabakan pebukaan katup mitral dan kemudian tercurahnya dari atrium ke ventrikel. Sehingga terjadi periode pengisian ventrikel cepat, da siklus jantung dimulai lagi.

2.2.2 Curah jantung
                Curah jantung merupakan volume darah yang dipompa oleh tiap ventrikel /menit.
Curah jantung rata-rata adlah 5L/ menit. Namun demikian, curah jantung bervariasi untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi jaringan perifer.  Indeks jantung diperoleh dengan membagi curah jantung dengan luas permukaaan tubuh, yaitu sekitar 3L/menit/m2 permukaan tubuh.
                Volume sekuncup adalah volume darah yang dipompa oleh seriap ventrikel per detik. Sekitar 2/3 dari volume darah dalam ventrikel pada akhir diastolik (volume akhir diastolik) dikeluarkan selama sistolik. Jumlah darah yang dikeluarkan tersebut disebut “fraksi ejeksi”, sedangkan volume darah yang tersisa di dalam ventrikel pada akhir sistolik disebut “volume akhir sistolik”

Faktor penentu curah jantung
                Curah jantung tergantung dari hubungan yangt terdapat antara dua variabel : fariabel jantung dan volume sekuncup.

Rounded Rectangle: Curah jantung = frekuensi jantung  X  volume sekuncup               



                Meskipun terjadi perubahan pada salah satu variabel, curah jantungt dapat tetap dipertahankan konstan melalui penyesuain konvensatorik dalam variabel lainnya.